Pages

Jumat, 12 Agustus 2011

jaga hati kawan....

tulisan ini milik seorang sahabat di SMA ku... ibeb,..begitu aku mengambilnya....

yang dia tulis dalam http://www.facebook.com/groups/170899629603472/doc/?id=264974206862680

Hati bicara tanpa kata
menjawab tanpa suara
dan sering menyengat tanpa terlihat

Tapi ia terasa. Sebab dari sanalah banyak tindakan dan perilaku kita mengambil kiblatnya. dari sana amal-amal dan segala proses kehidupan kita menapakkan pijakannya berupa niat dan tekad. Maka Rasulullah menggambarkan, bahwa hati adalah raja. Jika ia berdenyut baik, maka baik pula seluruh raga yang berdetak dalam iramanya. Jika ia rusak, maka rusak pula semuanya.
Setiap kita punya hati, dan di dalamnya nurani kita terus bergetar menyuarakan pesan Ilahi. Permasalahannya kemudian adalah bisa tidaknya pesan nurani itu bergerak keluar menembus dinding hati lalu terdengar bergerincing. Seringkali ia hanya berbisik. Tak jelas. Atau bahkan terbungkam. Itu karena karat-karat dosa menjerujinya. Kemudian, setiap suara hati hanya mampu menggetarkan jeruji-jeruji itu. Hingga seringkali kita mengira suatu bisikan sebagai suara hati, padahal itu adalah geretak jeruji dosa dan palang-palang nafsu. Nurani yang berbisik, menyakiti hawa nafsu yang mengungkungnya. Lalu hawa nafsu itu berteriak nyaring. Dan dialah yang kita dengar..
Setiap kemaksiatan yang kita lakukan menjadi noktah dosa yang menghitamkan hati. Awalnya nurani kita akan selalu mengirimkan tanda bahwa ia tersakiti. Tapi ketika hawa diperturutkan, dan maksiat terus dilakukan, diulang dan diulang, noktah-noktah dosa telah menjadi jeruji, membelenggu nurani hingga suaranya makin lirih. Padahal sato noktah dosa selalu mengundang teman-temannya. Hingga suatu ketika hati MATI RASA. Hukuman terberat atas suatu dosa adalah perasaan tidak berdosa –Ibnul Jauzi- Ya. Karena merasa tak berdosa adalah kain kafan yang membungkus hati ketika ia mati.
Mengotori hati dengan dosa, sama artinya dengan meredupkan cahayanya dan memadamkan nyalanya. Bermaksiat adalah kerja untuk mengeruhkan kejernihan hati dan menumpulkan ketajamannya. "Sesungguhnya dosa-dosa itu" kata Rasulullah "apabila terus menerus menimpa hati, maka ia akan menutupinya. Dan bila hati telah tertutup, akan datang kunci dan cap dari Allah Subhanahu wa Ta’aalaa. Bila sudah demikian, tak ada lagi baginya jalan: tidak ada jalan keimanan untuk masuk kedalamnya, tidak juga jalan kekafiran untuk keluar darinya".
-Jalan Cinta Para Pejuang. Salim A Fillah-




0 komentar:

Posting Komentar

terimakasih telah berkunjung, maaf belum bisa menulis dengan baik.. jazakillah :)