Pages

Kamis, 30 Juni 2011

air di ITS

woaaaaaaaaaa...

aku melongo mendengarpernyataan dari mz dan mbakmbak pecuk yang semula asik berdiskusi mngenai kegiatan namun berlanjut kepada pembicaraan mengenai tempat buang air yang tepat...

usut punya usut ternyata, air di ITS mati sejak pagi dan alhasil disini minim air...
jangankan untuk bersuci sekedar cuci tangan saja susah.. ya Allah... serasa di gurun..hahaha

candaku pada seorang kakak senior, hehe.. ketika ia mengeluh dimana air..

rumah kelak

aku ingin punya rumah dimana terdapat sebuah tman...
di tama itu, aku bisa mengjari putra putriku menanam bunga..
taman itu penuh dengan tanaman..
melihat putri kecilku berlarian menangkap kupu kupu, dan putraku..jagoan kecil dalam rumahku bermain bola dengan ayahnya..
di taman ituputriku bermain..

dan yang lebih ru bagi tanman kecil keabatama..
di taman itu, akan menajdi rumah baru bagi tanaman kecil kesyaangan di belakang rumah.. aku akan membawanya pergi ke rumah barku kelak...

Minggu, 26 Juni 2011

dia...

pagi tadi aku bertemu denganya...

mendengarnya bercerita, sungguh menyenagkan.. banyak tuturnya yang sangat mengena di hatiku...

subhanallah.. aku beruntung, mendengar ucapanya pagi ini.. yang berharga untuk hari ini dan hari hari ke depannya..

terimakasih...


dirimu bagai seorang kakak..
sangat menyenagkan.. semoga ke depanya aku bisa menimba ilmu lebih banyak lagi..

terimakasih..
M.A.A.F..
waduh.. inisial yang bagus ya,,,, termakasih..^^

Rabu, 22 Juni 2011

pilek haha

serangtan pilek crirtssssssssssssoootrsss

Jumat, 17 Juni 2011

uhaduhhhh UAS

semangatku muncul saat uas..kenapa g dari kemaren ya??? kan mungkin bisa lebih ikhtiarnya.. dasar manusia..

bisanya ngeluh dan nyalahin keadaan..
sekali kali nyalahin diri sendiri kenapa??
kamu tu mik yang bodoh..
yang g tau terimakasih
yang kamu mensyukuri..
merasa nyaman
merasa hidup selamanya..
berlalku seenak sendiri tanpa menghargai mereka yang berharap atas usahamu di tanah orang ini...

jangan terlalu hedon, terlalu nyman ssdengankenyamanan ibni..
bangkittttttttttttttt!!!!!!!!!!!!!!!!!

dan berjuanglah..
mana semangat pengejar mataharimu??
mana usahamu untuk mereka??
mana usahamu untuk memenuhi janji bersam akmamu????? akma...
my belove dfriends... semoga Allah menjaga kalian dalam keistiqomahan..

amik uas teman teman... rasanya aneh, karena sekarang amik merasa amik benar benar berusaha... ya berusaha untuk memahami materi kuliah... (ters kemaren ngapoain aja mik 1 semester..==== main main====)


Kamis, 16 Juni 2011

pilek....

rasanya ga enak...

tapi cukup disyukuri dandinikmati setiap detiknya.. baik menyenangkan atau pun yang menyebalkan...

alhamdulillah masih bisa ngrasain pilek..
bisa nliat kamar yang bersalju
kebangun terus saat tidur padahal badan kerasa lemes gara gara hidung tersumbat...
kemana mana bawatisu gede.. kalo pas ga bawa ngrampok tisutemen (huaaaa....)
di tengah forum dengn pdnya mengganggu dengan bunyi... SROTTTTT

HAHAHA LIKE THIS AMIK..^^

Rabu, 15 Juni 2011

kopi abang jabrik... (serial ara)

Ara, putri bungsu dari tiga bersaudara. Satu satunya anak perempuan dari pasangan Panda Irsyad Budiawan dan Bunda Raisya Himagita. Lahir, Palembang 30 Agustus 1993 dan besar di desa nan amat damai, tentram dan sejahtera, Kulonprogo, Yogyakarta. Mempunyai kecenderungan menyukai hal hal yang disukai oleh laki laki, bisa dianalisi karena pengaruh sejak kecil dari kedua kakak kembarnya, Harist dan Hamam. Sejak TK, SD, SMP, dan SMA berseklah di sekolah formal dan favorit di kotanya, dan dilanda kebingungan hebat saat hendak memilih perguruan tinggi pasca lulus sekolah nantinya.
Ara, analisis saat pendampingan psikologi pra Ujian Nasional untuk pewacanaan pemilihan program study lanjut di perguruan tinggi memaparkan:
Zesyara N Himaresya
Dokter 50 %
Insyinyur 40%
Koki 10%
......
Astaghfirullahaladzim, “Ya, Allah...jangan pilihkan hamba masuk kedokteran Ya Rabb....”, doaku kala itu. Sungguh, dengan bujuk rayu apapun saya, Zesyara N Himaresya mengaku bertumpah darah satu tumpah darah Indonesia, tidak ingin seperti Kak Hamam masuk kedokteran (sungguh, saya tidak ingin).
Bunda kala itu tidak memberikan lampu hijau atau biru dan merah kemudian meletusnya nunggu hijau, Bunda hanya tersenyum menanggapi celotehanku yang kelimpungan mendapat hasil analisi psikologi tersebut. Selembar kertas yang membuat si pembuat onar juara 1 di rumah, Harits N Himaresya (ITB T.elektro ’07) merasa diatas awan karena musuhnya telah jatuh terpukul telak oleh bumerangnya sendiri (ya,,, saya adalah si malang). “haha... udahlah, tingal di sini aja dek, nemenin Bunda ma KakHamam, ntar kan kuliah jadi mudah... dibantuin ama kak Hamam..hayooo....” ucapnya Kak Harits.
“oh..., teganya... bukan itu abangku sayang, aku nggak suka dokternya, aku nggak penegn jadi dokter..” ucapku semenelangsa mungkin kala itu.
“kenapa??? Takut pasiennya berdarah darah dan benjol benjol? Hehe...” celetuk abang Jabrik masih sibuk dengan rubiknya.
“....iya...”
“hahaha....itu tugasnya Dokter dek, ngobati benjol dan bersihin darah darahnya...”
“...nggak mau...”
“lhohh... bentar deh, kamu masih takut ...??”
“...iya...”
“aduh....jangan berlebihan deh, itu kan udah lama putri pisang...”
“udahlah bang, pokoknya Ara nggak bisa lupain kejadian itu, dan nggak bisa jadi dokter...”
“hmm..., tapi Ayah seneng seneng aja lho lihat putr pisang jadi Dokter...”
‘tetottttttttttttttttttt.........’
(Ayah, Ya Allah... jangan biarkan Ayah tahu hasil analisis ini...)
“bang.... jangan kasih tahu Ayah ya, kalo hasil psikologinya kaya gini, jangan ya bang... please...” bodoh sekali aku ini, memohon pada si buaya untuk menjaga rahasia besar ini sampai aku menjelaskan sendiri drngan kata kataku sendiri pada Ayah. Sebelumnya aku sudah bilang Bunda agar tidak memberi tahu Ayah dulu tentang hasil analisis ini. dan semoga abang jabrik mau mngerti kesengsaraanku, meski aku yakin 100% abang jabrik tidaklah seperti Bunda untuk hal rahasia rahasiaan.
“idih..., ogah Dok!”...
Nah sudah kuduga, pasti Abang tidak mau, tapi aku harus tetap berjuang demi massa depan ku. “semangat...!!!” teriakku dalam hati menguatkan diri sendiri menghadapi situasi ini.’ apapun harus kamu lakukan Ara’, pikirku kala itu.
“please... Ara lakuin apa aja deh...”
“beneran???”
“..iya...”
“Hmm... banyak sih syaratnya, abang nggak yakin kamu mau...”
“mau kok Bang... tapi apa dulu?”
Hening merayapi ruangan itu, aku menatap abang dengan harap harap cemas, layaknya sedang menunggu putusan resend dari majikan. Dan abang terlihat sedang berpikir keras, si licik sedang menysun rencana jahatnya.
“ oke...harus bayar dulu, beliin pulsa, pijitin, siapin kopi, dan beliin martabak setiap hari....”
“...woaaaa....apaaa??? tega itu bang, penyiksaan itu... nggak mau!”
“ya sudah,...” abang jabrik beranjak dari kursi malasnya... “kalo berubah pikiran segera bilang, mungkin habis isya abang mau telfon Ayah...”
Hmm... aku berpikir memeras otak sekuat tenaga, menimbang dan mengahayati serta melakukan analisiss mendalam mengenai baik buruknya melaksanakan denda suap ini.
Poin 1, abang minat bayar. Bisa saja, karena tidka mungkin abang memint bayaran yang cukup besar, dilihat masih adanya ikatan persaudaraan yang termaat kuat diantara kami, dan melihat kondisi sumber keuangan saya yang limit.
Poin 2, abang minta dibeliin pulsa. Itu sungguh tidak wajar. Jelas jelas uang bulanan abang sudah ada jatah beli pulsa, dan saya tidak akan pernah memberikannya.
Poin3, abang minta dipijitin. Aduh.,.... emoh wes, abang itu nyebelin akalu minat dipijiat. Pasti bilangnya kurang keras lah, kurang enak, akhirnya malah berantem adu mulut dan lempar lemparan bantal. Finally, semua berakhir damai dalam terlelapnya tidur.
Poin 4, abang minta disiapin kopi. Okelah... Meski kami sama sama menyukai kopi, setiap saat aku membuat kopi pasti dikomplain terlalau manis alias so sweet. Jadi ini bisa jadi ajang pemaksaan abang menikmati kopi so sweet ala Ara. Alhamdulillah...
Poin 5, abang minta dibeliin martabak setiap hari. Emoh Bang... rugi, abang sekarang lagi libur, jadi dimungkinkan tinggal di rumah lebih lama dari biasanya. Dan dalam hitungan hari terus menerus membeli martabak kesukaannya, uang sakuku bisa langsung habis tanpa sempat aku belikan pisang milki Pak Man.
Hmmm...
“bang...” aku mendongak dar berpikir mendalamku, dan kudapati kursi malas telah ditinggalkan oleh abang jabrikku. Dan kemana perginya si abang??? Mungkinkah dia menghilang??? Atau ada yang menculiknya..( sungguh fikiran yang memilukan). Setengah berlari dan hampir terhuyung mendapati kelebat bayangan si abang menaiki tangga.’bang....!!! tunggu, bisa nego nggak,,?” teriakku. “ups, aku segera mengecilkan suaraku, takut terdengar oleh Bunda, bunda paling sensitif mendengarku berteriak. Dan sayangnya, abang tak menoleh atau bahkan mungkin menghentikan langkahanya. Kupercepat power dan kuperitnggi my “balance” pada titik optimum untuk berlari menyusulnya.
“bang... nego ya..” ucapku setelah berhasil mengatur nafas dan mendapati abang jabrik sedang mencari sesuatu dalam ranjangnya (mungkin handphone). Dia menatapku nanar, dengan senyum kemenangannya (sungguh, serial film kejamnya dunia lewat deh). “nego, tidak bisa...” jawabnya datar sambil mulai berfokus pada handphonenya. ‘bang, please....” ucapku sambil memegangi tangannya seperti anak kecil minta dibeliin permen ayahnya. “bang...” aku semakin memelasakn suaraku. “hhh...!!! abang!....” inginnya aku membanting benda putih ditangannya. “iya... mau nego berapa? Dua ribu atau tiga ribu? Pisang mahal sekarang, petaninya pada pusing...” ucapnya dengan nada serius. Tapi mood bercandaku sedang low battere, jadi tak aku tanggapi candaan ala pedangang pisang.
“gini bang, permintaaan abang terlalu banyak... Ara mau nglaksanai tapi hanya poin 4. Ara mau kok tiap hari buatin abang kopi... tapi jangan bilang Ayah ya bang.. please,” tutur kala itu. Layaknya si malang yang meminta belas kasian si untung. (abang hanya melemparkan senyum termanisnya yang mampu membuat gadis satu kampung jatuh hati padanya). Tapi dimataku senyumnya adalah senyum otak otak koruptor yang sangat licik.
“hmm....” dengan gaya sok ahli pemikir mendalam dan cemerlang abang menggoda kesabaranku. “oke, setiap hari... tapi gulanya satu sendok putri pisang! Mau janji???” ucap abang dengan nada aktor kejam di TV.
“janji...” ada sedikit penekanan pada kata janji yang abang tanyakan.
“hmm... janji deh..” jawabku pasrah bercmapur sangsi. Meski aku bahagia akhirnya abang meluluskan usulan negoku, tapi tumben sekali, biasanya tidak semudah itu abang berhasil kubujuk. Aku mencium gelagat ketidakberesan.
“oke...sekarang aku pengen minum kopi, buatin sekarang juga ya....” ucap abang dengan nada candanya.
“siap bos!!” jawabku sesemangat robot yang full energi. Aku berjalan keluar dengan wajah penuh semangat pengabdian berbalut keikhlasan demi kelancaran hidup dan masa depan saya.
Suasanan dapur yang tidak asing bagiku, mungkin bagi setiap penghuni rumah ini. aktivitas memasakn sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari keluarga kecil dimana aku hidup. Ayah seorang lelaki yang suka dengan acara meramu bahan makanan menjadi olahan yang enak. Bunda, seorang gadis keturunan jawa tulen yang sejak kecil dibiasakan dengan rutinitas dapur sehingga masakan bunda tetaplah no.1 dan tidak ada tandingannya. Dengan otomatis aku dan dua kakakku mewarisi gen baik yang dimiliki kedua orangtuaku ini. meski pada akhirnya sedikit nyeleweng. Kak Harits lah yang paling berhasil untuk hal masak memasak diantara kami bertiga. Entah kenapa masakan Kah Harits pasti selalu enak dan mendapat pujian dari Bunda. Sedang Abang Hamam, dia hanya mewarisi bakat menghabiskan makanan. Dia tergolong manusia super beruntung menurutku, bagaimana tidak? Sebanyak apapun makanan yang masuk dalam tubuhnya dia tetap terlihat ideal tanpa ada penimbunan lemak yang salah di bagian tubuhnya. Inilah yang membuatku sedikit iri denagn Abng jabriku itu. Dan satu lagi kelebihannya, abang sangat handal untuk mengolah berbagai jenis minuman hangat. Hmm....
Lain halnya dengan diriku, seisi rumah selalu prihatin dengan hasil masakanku. Masakan buatanku selalu masuk dalam kategori hancur. Dulu pernah aku mencoba masak soup, astaghfirulla.... benar benar tidak berasa. Bahkan lagu bagai sayur tanpa garam pun lewat dengan masakaknku. Ayahku hanya bilang “harus banyak belajar lagi ya dek...”. dan aku memang tak pernah patah semangat untuk terus belajar memasak. Aku yakin, aku pasti bisa memasak seenak masakan Bunda kelak. Ya kelak, suatu hari nanti.
Kembali pada niatku membuat kopi satu sendok gula untuk Abang. Pertama, ambil cangkir abang. Begini kisah si cangkir, waktu hari ulang tahun pernikahan ayah dan Bunda kami bertiga berinisiatif membelikan sesuatu untuk tanggal bersejarah bagi keluarga kami ini. dan dipilihlah cangkir bergambar dan berlabel panggilan rumah dari masing masing pemiliknya. Hal ini dilatarbelakangi seluruh anggota keluarga kami sangat gemar mengonsumsi minuman hangat. Ditambah lagi kemampuan kak Hamam yang pandai meramu kopi, ya bisa dibilang ahli “perkopian” hehe... cangkit abang berwarna hitam, jelas kalau hitam warna favoritnya.
Setelah aku mendapatkan cangkir hitam berlabel abang dengan icon kartun lelaki berambut jabrik, aku mengelapnya. Membersihkan debu dan sisa air tyang mungkin masih ada. Masukkan dua sendok kopi bubuk (apa aja terserah sesuka selera), kemudian tambahkan satu sendok gula, tambahkan dua sendok susu kreamer, dan tambahkan air hangat ¾ cangkir. Aduk hingga homogen. Terakhir tambahkan air biasa (bisa disebut normal, artinya tidak panas, tidak hangat dan bukan air es... air putih biasalah) hingga cangkir penuh sesuai pesanan. Itu tadi cara membuat resep kopi kesukaan abangku tersayang, jadi untuk para calon istri abang yang sedang ngantri di luar sana silakan mendownload resep ini dan bersiap berlatih membuatnya.
Aku mengantarkan kopi itu ke kamar abang, ku ketuk pintunya tiga kali tapi tidak ada sahutan. Akhirnya aku putuskan kembali ke dapur. Aku menunggu si abang di situ, bagiku dpaur tempat paling nyaman sekarang. aku termenung, memandangi kopi di depanku ini, aku berharap kopi ini enak dan sesuai rasa yang diharpakan Abang, sehingga nasibku bisa terselamatkan.
“lho... malah di sini, mana kopinya?” ucap abang.
Dengna wajah bersinar, aku mengangkat cangkir dan menyuguhkannya pada Abang.
Abang pun menerimanya dan mulai meminumnya.
“Aduhhhh...!! Kopi apa ini Dek! Asinn banget... gagal! Gagal! Batal tadi negonya...!!”
“lhoh...ko bisa?”
Aku pun mencicipi kopi satu sendok gula buatanku.
Woaaa....asinnnnnn.... aku menyadari keslahanku, tapi bagaimana dengan kelajutan negosiasiku? Bagaimana nasibku??

Selasa, 14 Juni 2011

Ara (1)

Kiasah percintaan yang mengisahkan hadirnya si puajan hati dia antara dua sahabat. Basi... tapi masih saja digandrungi dan layak dibaca. Aku ingin mengisahkan kisah semacam itu sesuai dengan versiku. Versi seorang gadis bernama Ara yang notabene tidak ‘ngeh’ dengan yang namanya cinta.

Ara seorang gadis remaja yang memilki nilai plus dengan segala kelebihanya. Kata orang, Ara itu pinter, jeals dia mampu menyelaisakn jenjang pendimaskan SMP dan SMA-nya dengan nilai yang memuaskan melalui program akselerasi. Bagi kalangan pendimaskan kata akselelrasi sudah tidak asing lagi untuk menyebut program percepatan belajar yang diperuntukkan bagi siwa yang luar biasa dalam bidang akdemiknya. Melalui program akselerasi ini, waktu belajar siswa yang normalanya di tempuh selama 3 tahun dapat ditempuh hanya dengan dua tahun.
Kata orang yang lain, Ara itu cantik. Mengabaikan bahwa dialah satu satunya anak perempuan di keluarga Danu Kusharryawan, mengingat bahwa Ara anak ketiga dan memilki dua orang kakak laki laki yang ditakdirkan kembar identik. Ara memilki rambut lurus panjang sepinggang yang hitam tanpa proses pengecatan. Ara tidak gemuk juga tidak terlalu kurs, tingi badannya pun ideal. Kulitnay putih meski tanpa perwatan berlebih, petut disyukuri karena Ar a memiliki gen yang memang diwariskan dari kedua orangtuanya. Wajah Ara ayu, padahal tidak ada gen keturunan gadis Bandung atau pun kota kelahirannya adalah Madiun, dengan slogan kota gadisnya. Maklum meski nyonya Danu Kusharryawan biasa dibilangkalh cantik dengan Ara, dulunya belia adalah kembang desa, kembang sekolah hingga kembang kampus.
Secara keseluruhan Ara emmilki modal yang lebih dari cukup untuk mebina hubungan dengan lawan jenisnya. Diluar kecantikan fisiknya, Ara adalah pribadi yang ramah dan mudah bergaul sehingga mudah diksihi oleh orangorag di sekitarnya. Tapi, Ara tak sedikit pun emlirik untuk hal hal yang berbau dna di bumbui dengan virus merah jambu yangs ering menjakiti kawula muda penduduk planet ini. Ara berpikir belum saatnya untuk mengarahkan tenaga dan pikiranya untuk membangun sebuah ‘relashionship’ yang tersohor dengan merk dagang ‘pacaran’. Ara lebih suka menyibukkan dirinnya dengan berbagai kegiatan akdemiknya.
Di usianya yang belum genap 17 tahun Ara telah meamsuki dunia perkuliahan. Jauh dari kota kelahiranya, yang ta lain dan tak salh disebut dengan ibgukotadisu negara republik Indonesia. Meski suasana di kota diamna Ara berkuliah sekarang tidak jauh berbeda dengan keramamian yangdisuguhkan Jakarta. Yap, Surabay, kota terbesar kedua setelah kotanya abang none. Dan di sinilah Ara berkenalan dengan kisah cinta pertamanya yang cukup rumit dari pada soal relatifitasanya ataupun integral trigonometri di SMAnya dulu.
Dimas, nama seorang pemuda yang gini sering diotak atik dlam logika sadar dan bawah sadarnya. Pemuda yang memutuskan menagmbil satu tahun lagi masa perkuliahannya di kampus yang denga bangga Ara sebut ‘kampusku’. Dengan alsan yang cukup bijak, mengingat seharusnya sarjana lulus pada tahun keempatanya, tapi si dia, pemuda yang cukup tampan kelhiran kota palembang asli ini mengambil keputusan yang memang sudah populer untuk anak di jurusannya ‘cinyia kampus dengan lebih lama bersmaya’.
Pemuda berambut speaky dengan gaya yang lebih pendek dan terkesan rapi menampakkan auranya yang penuh kharisma. Ara tak tertarik pada kelbihan fisik yang dengan tidak kebetulan diaanugreahkan Allah pada Dimas. Tapi Ara lebih terpesona pada sikap yang dimilki oleh pribadi yang dibilang tampan oleh bebrapa kaum hawa yang sekedar numpang liat saat berpapasan dengan Dimas di jalan. Dimas aktif di berbagai unit kegiatan kampus, dan organisasi orgai sasi yang tak jarang menempatkannya sebagai pengurus inti. Keapnadain Dimas bersosialisasi dan mengatur waktunya, untuk masakh pribadi dan umum.
Entah, kenapa sepertinya Ara harus percaya pada pa yang yang disebut dengan cinta pada pandangan pertama. Sejak pertama kali melihatnya , ara mulai merasakan riak riak kecil di hatinya. “namun kenapa tidak pada Arga?”... pertanyaan menggelitik yag patut di cari jawabanya. Arga adalah sahabta dekat Dimas meski mereka berbeda angkatan dan fakultas, mereka bersatu dalam organisasi yang sam aynag telah meleburkan mereka menjadi dua sejoli yang seia sekata.
Saat pertama kali melihat Dimas, Ara jelas jelas juga melihat Arga untuk pertama kalinya, karena waktu itu mereka sedang bersama. Tapi cupit cinta yang emmakai b]pakaian la kadarnya karena mungkin dalam negeri cupit tidak ditemukan penjahit profesional, telah menyuntikan virus merah jambu dengann kode “dimas” pada Ara. Padahal....
“dalam lubuk hati Akbar si cupit cinta telah menyuntikkan virus dengan kode xxAraXX...”
Waktu berlaru seiring musim berganti...bergaya baru berhias nuansa baru. Jalan cerita membuat Ara semakin b

keina

“karena mungkin memang tak bisa lagi bersama...
Semoga dia menjadi lebih baik, santun katanya, bagus akhlaknya, dan sabar hatinya..
Hmm... sungguh aku terpesona pada hati yang terluka ini, sebuah doa yang terucap darinya untuk sahabatku Keina, itulah jawabanny ketika aku tanyakan kenapa kamu ikhlas melepas Keina?
Keina adalah sahabatku sejak aku duduk di bangku SMP, kami selalu bersama, mencari ilmu dengan memupuk persahabatan kami. Lewat Keinalah aku mengenal jilbab, dan pintu hidayah Allah menuntunku mantap mengenakan jilbab untuk menjilbabi hati dan akhlaku. Aku tak tahu apa yang membuatku sangat dekat dengan Keina, dan merasa nyaman menjadikannya teman dekat. Pribadinya yang begitu islami, dengan pengetahuannya yang lebig tentang agama, mungkin itu yang membuatku senang berdiskusi dengannya tentang agama, ditambah dengan pribadinya yang mengayomi tidak menunjukkan kesan menggurui saat bersamaku.

cerita SMA (1)

Banyak cerita yang sebenarnya bisa diceritakan, baik lisan maupun tulisan. Tapi karena tulisan merupakan mulut kedua kita, tak apalah aku bercerita lewat rangkaian kata ini. semua pergolakan hati mewarnai hari setiap insan yang mampu merasakannya, tak jarang aku sendiri merasakannya, dulu semasa SMA berbagai cerita sering kita bagi kawan, sebuah kebiasaan baru yang tak jarang berasal dari trendsetter setiap budaya di kelas kita. kali ini aku hanya ingin mengingatkan sebuah kisah yang sangat menginspirasiku menuju perbaikan diri. Ingat kisah Nour dengan bidadari surganya?? Ingat saat kita memulai banyak membaca kisah tentang apa arti cinta?? Pasti nggak ingat (kalo ingat, pasti nggak nyambung sama apa yang amik maksud....hmm..). karena saat itu saya sendiri belum merasakan efek yang ternyata begitu luar biasa. Saat kita bersama semua terasa begitu cepat berlalau, menggambarkan keanekaragaman rasa baik asam, asin, manis, pahit rasanya (dicampur gula tetep aja manis). Itulah kawan yang kurasa. Dan aku merasa mendapat sebuah rumah, rumah yang penuh keanehan...haha,
Setelah pilihan cita memisahkan jarak diantara masing masing kita, rasa rindu untuk mengulang masa kebersamaan itu tak munafik aku utaran pernah ada dalam hati, memenuhi angan dan mimpi di tengah penatnya hari. Pernah aku berkeluh, “aku kangen broadcast-an kalian... ayolah, broadcast apa aja, apa aja...”. dulu waktu awal pernah ada yang share cerita, komunikasi lewat berbagai jejaring sosial, namun tahukah itu belum cukup, meski aku mensyukurinya. Belum cukup meski kita pernah bersua dan duduk bersama bercerita layaknya dulu, sahabat itu belum cukup!! Hehe...(soalnya aku belum ketemu es dogernya BM hihi)
Masuk ke inti karena aku sudah banyak berbasa basi. Kuakui aku banyak belajar dari kalian kawan, dan satu ilmu yang

aku dan bidadari

Aku ingin menjadi bidadari untuk agamaku
Aku ingin menjadi bidadari untuk duniaku
Aku ingin menjadi bidadari untuk akhiratku
Aku ingin menjadi bidadari untuk ayahku
Aku ingin menjadi bidadari untuk ibuku
Aku ingin menjadi bidadari untuk kakakku
Aku ingin menjadi bidadari untuk adikku
Aku ingin menjadi bidadari untuk keluargaku
Aku ingin menjadi bidadari untuk pemuda yang menantiku
dengan keistiqamahanya dalam perbaikan diri
Aku ingin menjadi bidadari untuk sahabat sahabatku
Aku ingin menjadi bidadari untuk orang orang yang mengassihiku
Aku ingin menjadi bidadari untuk mereka yang menaruh harap
Aku ingin menjadi bidadari untuk suamiku kelak
Aku ingin menjadi bidadari untuk putra putriku kelak
Aku ingin menjadi bidadari untuk generasi umat Muhammad

cinta yang satu

Rona indah itu terasa hanggat...
Kurasakn nyaman dalam dada, setiap nafas yang kuhirup terasa menyegarkan
Hangat, hingga saat aku menyebut sebaris huruf yang menguntai nama indahnyaa,
Inikah rasa yaang pernah dulu aku tak mengerti,
Hingga saaat merasakannya pun aku tetap tak mengerti...
Siapakah yang kucinta,
Pribadi atau fisik yang melekat menjadi pemilki nama itu,
Mata hatiku atau mata fisik yang bicara,
Cari gali dan resapi....
Mampukah aku bertahan pada cinta yang satu?

Lemah dalam logika dan rasa

Kali kian terkali,
Aku bertahan dalam sepiku, sepi terpikir cerita....
Aku kecil, dalam rinai logika dan rasa...
Tidakkh dirimu mengerti?
Aku kecil, dan aku tak ingin diikat,
Terikat pada tali kekang yang membiru...
Bukan kebebasan...
Tapi proses mencari caraku menanti...
Menanti???
Ya, menanti, aku akan menanti dengan caraku, dan aku tak ingin dirimu menanti dengan caramu,
Biarkan yang ada berjalan apa adanya,
Janganlah terpakasa oleh rasa yang terbuncah hingga disetiap kata manismu...
Aku bersyukur ada sebuah penantian indah yang kelak menantiku,
Tapi...
Aku kecil,
Dan aku tak ingin merubah langkah dan menunjukan cita harap padamu,
Sempurna, aku tak pernah menilai celamu...
Tapi, kumohon mengertilah...
Aku kecil dalam logika dan rasa...
Aku belajar dalm proses dan langkahku...
Lepaskan. Janganlah menanti...karena akulah yang akan menanti...

Kamis, 09 Juni 2011

tragedi strukhe

pagi ini, tumben hawa hawa semangat kuliah strukheku muncul (biasana lemeng lempeng aja)

biasa di setiap kali berjumpa di kamis pagi selalu diisi dengan presentasi setiap kelompok dengan bahasa materi materi struktur hewan .
kali ini giliran kelompok beraksi, kelompok yang beranggotakan anik, erwin, suci, astin, tiwi, rika ini berlangsung seru.ah den kemampuan anik yang super lengnga
diisi dengan beberapa video, all out presentasi mereka bagus, ditambah dengan kemampuan anik yang super lengkap dalam menghafal tentunya presentasi iniberlangasung baik.

unyunya di tengah erwin berpresentasi, dia menyebutkan panjang ukuran duktus epididmis itu sepanjang 5 meter.. huooooooooooo bisa bayangin jadi unyu ni presentasi dan masih banyak lagi...

namun...
diakhir presentasi dosenku tersayang mengelurakan statmen anti TA-nya, dan parahnya karena ada beberapa anak yang jadi anggota PPu dan secara otomatis mereka memilih mengurusi persiapan pencoblosan daripada iktkuliah.. mungkin bisa dibilang ini apesnya...

dan bisa dibilang bu dosen marah besar..

Ya Allah semoga dimudahkan urusan kami.. jujur aku prihatin.. but...

semangat kawan...^^

Rabu, 08 Juni 2011

mikoriza quoo

"ga usahlah rebutan jabatan... dengan riset pun kita msih bisa hidup..."
subhanallah... ini sebuah kalimat pernyataan yang sangat luar biasa yang aku dengra,

beliau, seorang guru besar di fakultas pertanian di sebuah universitas ternama di malang..
usia pengabdianya dalam pengembangan ilmu pendidikan terkait dengan mikoriza sudah tidak diragukan lagi..

30 tahun..^^

publikasi euyyyyy

di depan mushola lantai 3 jurusan biologi..dudk manis mendengarkan diskusi super serius dan santai tapi bermakna ala hefdi dan shella...

mereka berdua tim publikas panitia pemilihan umum kahima Biologi Its masa bhakti 2011-2012

mereka sibuk bwat poster dll mengenai pemilu itu...
ya iyalah... secara besok udah coblosan hahaha...

dan aku bingung mau bantu apa...???????

semangatttt semoga cepat selesai dengan baik....

presentasi palnkton

mbak dinda???
dinda yang mana???
yang itu,, mbak dinda plankton...

hehe..
sekarang , jadi suatu embel embel tambahn pada nama beberapa aisiten praktikum..bagimana tidak nama mereka selalu terngiang ngiang hingga alam bawah sadar (woooyooooo)

olankton, satu mata poraktikum yang sampai sekarang aku sukai dan favoritkan karena ketidakpahaman ku dan kepusinganku dalam memahami rumus perhitungannya... makanya aku semakin cinta dengan plankton dan segala hal nyang nyrempet denganya....

pagi ini ada presentasi lanjutan uap... nah lho... pas undian kelompokku dapetnya plankton..(hiks hiks... tega itu jeje yang ngambil undian..tanganya g dicuci dulu jadinya ngambilnya yang plankton..=== g nyambung mik)

tepat jam 7,semua ngantri di depan H 303...
menanti giliran praktikum...
kelompok dua kapan giliranya.. aku gemes g sabar pengen segera presentasi..
aku tiwi jeje nya bida dan astin sudah bersipa.. namun waktu terasa begitu tidak bersahabatnya dengan memilih kami di urutan kedua dari terakhir giliran presentasi..

presentasi berjalan aman damai dan sejahtera...

ke;uar dan pulangggggggggggggggg!!!!!

Senin, 06 Juni 2011

oke oke oke oke

busewt dah panasnya bykan main....
beginilah keluhku dalam hati yang hanya bisa kurasakan sendiri, virus mengeluh dalam hati ini terjadi setiap aku selesai perjalanan indah ke alam lain (pulang kampung red)
meskipun siring city bukanlah tempat dengan suhu 27 sepeti Bandung namun bisa lebih rendahlah dibanding kota pahlawan dimana kini aku berpijak...
yup, Surabya...
jadi secara tidak langsung kerasa panasnya, padahal biasanya sudah biasa berpanas panas ria dan menjadi sahabat dengan teriknya suhu di kampus perjuangan ini...

huft panas wes....

jadi intinya adaptasi...

tapi tetap harus disyukuri... karena aku masih bisa merasakan teriknya kota ini..sungguh suatu kebesaran Allah,.....^^