Kiasah percintaan yang mengisahkan hadirnya si puajan hati dia antara dua sahabat. Basi... tapi masih saja digandrungi dan layak dibaca. Aku ingin mengisahkan kisah semacam itu sesuai dengan versiku. Versi seorang gadis bernama Ara yang notabene tidak ‘ngeh’ dengan yang namanya cinta.
Ara seorang gadis remaja yang memilki nilai plus dengan segala kelebihanya. Kata orang, Ara itu pinter, jeals dia mampu menyelaisakn jenjang pendimaskan SMP dan SMA-nya dengan nilai yang memuaskan melalui program akselerasi. Bagi kalangan pendimaskan kata akselelrasi sudah tidak asing lagi untuk menyebut program percepatan belajar yang diperuntukkan bagi siwa yang luar biasa dalam bidang akdemiknya. Melalui program akselerasi ini, waktu belajar siswa yang normalanya di tempuh selama 3 tahun dapat ditempuh hanya dengan dua tahun.
Kata orang yang lain, Ara itu cantik. Mengabaikan bahwa dialah satu satunya anak perempuan di keluarga Danu Kusharryawan, mengingat bahwa Ara anak ketiga dan memilki dua orang kakak laki laki yang ditakdirkan kembar identik. Ara memilki rambut lurus panjang sepinggang yang hitam tanpa proses pengecatan. Ara tidak gemuk juga tidak terlalu kurs, tingi badannya pun ideal. Kulitnay putih meski tanpa perwatan berlebih, petut disyukuri karena Ar a memiliki gen yang memang diwariskan dari kedua orangtuanya. Wajah Ara ayu, padahal tidak ada gen keturunan gadis Bandung atau pun kota kelahirannya adalah Madiun, dengan slogan kota gadisnya. Maklum meski nyonya Danu Kusharryawan biasa dibilangkalh cantik dengan Ara, dulunya belia adalah kembang desa, kembang sekolah hingga kembang kampus.
Secara keseluruhan Ara emmilki modal yang lebih dari cukup untuk mebina hubungan dengan lawan jenisnya. Diluar kecantikan fisiknya, Ara adalah pribadi yang ramah dan mudah bergaul sehingga mudah diksihi oleh orangorag di sekitarnya. Tapi, Ara tak sedikit pun emlirik untuk hal hal yang berbau dna di bumbui dengan virus merah jambu yangs ering menjakiti kawula muda penduduk planet ini. Ara berpikir belum saatnya untuk mengarahkan tenaga dan pikiranya untuk membangun sebuah ‘relashionship’ yang tersohor dengan merk dagang ‘pacaran’. Ara lebih suka menyibukkan dirinnya dengan berbagai kegiatan akdemiknya.
Di usianya yang belum genap 17 tahun Ara telah meamsuki dunia perkuliahan. Jauh dari kota kelahiranya, yang ta lain dan tak salh disebut dengan ibgukotadisu negara republik Indonesia. Meski suasana di kota diamna Ara berkuliah sekarang tidak jauh berbeda dengan keramamian yangdisuguhkan Jakarta. Yap, Surabay, kota terbesar kedua setelah kotanya abang none. Dan di sinilah Ara berkenalan dengan kisah cinta pertamanya yang cukup rumit dari pada soal relatifitasanya ataupun integral trigonometri di SMAnya dulu.
Dimas, nama seorang pemuda yang gini sering diotak atik dlam logika sadar dan bawah sadarnya. Pemuda yang memutuskan menagmbil satu tahun lagi masa perkuliahannya di kampus yang denga bangga Ara sebut ‘kampusku’. Dengan alsan yang cukup bijak, mengingat seharusnya sarjana lulus pada tahun keempatanya, tapi si dia, pemuda yang cukup tampan kelhiran kota palembang asli ini mengambil keputusan yang memang sudah populer untuk anak di jurusannya ‘cinyia kampus dengan lebih lama bersmaya’.
Pemuda berambut speaky dengan gaya yang lebih pendek dan terkesan rapi menampakkan auranya yang penuh kharisma. Ara tak tertarik pada kelbihan fisik yang dengan tidak kebetulan diaanugreahkan Allah pada Dimas. Tapi Ara lebih terpesona pada sikap yang dimilki oleh pribadi yang dibilang tampan oleh bebrapa kaum hawa yang sekedar numpang liat saat berpapasan dengan Dimas di jalan. Dimas aktif di berbagai unit kegiatan kampus, dan organisasi orgai sasi yang tak jarang menempatkannya sebagai pengurus inti. Keapnadain Dimas bersosialisasi dan mengatur waktunya, untuk masakh pribadi dan umum.
Entah, kenapa sepertinya Ara harus percaya pada pa yang yang disebut dengan cinta pada pandangan pertama. Sejak pertama kali melihatnya , ara mulai merasakan riak riak kecil di hatinya. “namun kenapa tidak pada Arga?”... pertanyaan menggelitik yag patut di cari jawabanya. Arga adalah sahabta dekat Dimas meski mereka berbeda angkatan dan fakultas, mereka bersatu dalam organisasi yang sam aynag telah meleburkan mereka menjadi dua sejoli yang seia sekata.
Saat pertama kali melihat Dimas, Ara jelas jelas juga melihat Arga untuk pertama kalinya, karena waktu itu mereka sedang bersama. Tapi cupit cinta yang emmakai b]pakaian la kadarnya karena mungkin dalam negeri cupit tidak ditemukan penjahit profesional, telah menyuntikan virus merah jambu dengann kode “dimas” pada Ara. Padahal....
“dalam lubuk hati Akbar si cupit cinta telah menyuntikkan virus dengan kode xxAraXX...”
Waktu berlaru seiring musim berganti...bergaya baru berhias nuansa baru. Jalan cerita membuat Ara semakin b
Pages
sebuah coretan bahwa hidup ini perjuangan .. mari berjuang karena surga itu indah... :)
Selasa, 14 Juni 2011
tentang Coretan ini
Assalamu'alaykum...
disini terbagi tulisan yang membantu mengingat betapa banyaknya nikmat Allah yang telah diberikan kepadaku... dengan mengingatnya, menjadikanya tulisan, cerita dan kenangan...
#mariBerbagi_DalamKarya_BerprestasiBermanfaat_SholehahSurga
disini terbagi tulisan yang membantu mengingat betapa banyaknya nikmat Allah yang telah diberikan kepadaku... dengan mengingatnya, menjadikanya tulisan, cerita dan kenangan...
#mariBerbagi_DalamKarya_BerprestasiBermanfaat_SholehahSurga
-
sepenggal tulisandari kawan speerjuangan... mz yudha...hahaha Sebagai kampus terhijau nomor tujuh belas di dunia menurut Green Metric UI...
-
Dear all, sudh tahu kan kalo saya resmi mengikuti perwatan orthondonti fix, dengan dokter kesayangan saya, Dokter nurul (beliau lagi hami...
-
aku ingin punya rumah dimana terdapat sebuah tman... di tama itu, aku bisa mengjari putra putriku menanam bunga.. taman itu penuh dengan t...
-
Bismillaahirrahmaannirrahiimi... Assalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh.... Terhitung pukul 21: 37, di bawah ini ni karya-karya...
0 komentar:
Posting Komentar
terimakasih telah berkunjung, maaf belum bisa menulis dengan baik.. jazakillah :)