Pages

Selasa, 19 Oktober 2010

bromo

bromo ninggal janji....

hoho, aku teringat sebuah kisah perjalanan unik yang aku tuan lewat sebuah tugas bahasa jawa dari bapak guru yang termata sangat saya sayangi, Bapak Agus Widodo yang tak hentinya mengajarkan “uwong iku kudu biso nguwongke uwong, di atur tata laku lan tutur” ( aja lali penerno unggah ungguh basamu). tidak nyambung dengan judul??? Nyambung kok... karena dulu judul dari tugasku dulu  ********(maaf sensor) ninggal janji, mirip kan?, jadi nyambung aja.
Yang ingin aku tulis di postingan kali ini adalah sebuah rasa ingin dan ingin mengulang kebersamaan kehangatan keceriaan dan kekonyolan bersama orang orang tercinta( akselku, sahabatku, keluargaku, dan kekasih seperjuanganku) di sebuah tempat yang nyaman ( bagi yang ingin bernyaman nyaman), dingin (yang biasanya tinggal di bumi perpanasan), dan mengagumkan (so sweet di ufuk barat dan timur). Satu nilai lagi, ketangguhan....kecermatan dan ketidakpentingan, (why???)
1.       Siapa yang berani tanpa mengeluh jalan dari tempat (tomum—toilet umum-), atau deketnya tempat upacara adat deh, sampai ke kawahnya??? Tak kasih hadiah asal tidak mengeluh (oh panas, oh capek, oh tidak, oh lala dan lilili)
2.       Siapa mau ngitung ada berapa anak tangga menuju kawahnya, dan atau banyaknya genteng yang menaungi tempat upacara adat? ( pasti banyak, aku saja yang dari awal berniat dalam hati, akhirnya menyerah karena lupa)
3.       Sebenarnya poin dua ikut menyumbangkan ketidakpentingan untuk poin 3, selain itu bagi sahabat yang ingin mengaplikasikan teori teori fisika khusunya gaya gesek sangat beruntung, sebab ketika sahabat berjalan turun gaya gesek sangat membantu sahabat a tidak tergelincir (silakan mencoba), atau yang mau meningkatkan nilai toefl bisa belajar berbincang bincang dengan aneka turis yang ada. Satu lagi, bunga edelwise(kalo nggak salah tulis) membuatku kaget, karena beda banget sama yang ada dalam pengetahuanku selama ini, (hihi maklum bunga yang pernah kulihat warnanya putih pucat sepucat pucatnya, dan bentuknya mirip brokoli, ini menandakan saya memang pantas dimasukan ke biologi)
Ada bebrapa foto yang berhasil terselamatkan dari guncangan virus yang menyebalkan,(astaghfirullah...semoga Allah mengampuni dosaku dosamu dan dosa virus)

(ufuknya cantik...sebuah semangat yang akan slalu kukenang, karena sebuah cerita kenangan yang terbingkai dalam benakku berasal darinya)


(sebuah panji bumi, mengingatkanku akan seorang ikhwan di seberang yang mengajarkan hidup perlu ketangguhan ketangguhan seorang pendaki panji panji dakwah)

(tempat pemujaan, andai jiwa keluku bisa mengkoarkan kias, -kenapa bukan masjid ya- Dia, Allah....tempat bersimpuh dalam sebuah makna penciptaan keindahan ini)

 (maaf ya dek bagus, fotomu terpampang, dan sosok tangguh penjaja bunga yang membuatku kaget
Tangganya indah, jadi terbayang berapa kali harus bilang, berhenti dulu yuk, ayo semangat, wah...tunggu)

(kalianlah...sahabatku, yang membuatku merasa beruntung bisa menginjakkan kaki di sana, terimakasihku tak cukup...semoga Allah memberiku kesempatan untuk tak hanya bersua tapi juga bertuturkan laku sedikit membalas keagungan kasih yang kalian beri)


Nah....di akhir postingan ini, aku ucapkan selamat berjuang para pendaki....kita mendaki sekarang bukan hanya sekedar mengejar matahari....sampai jumpa di puncak dan saling manjabat dan berkata
“satu surya satu tahta”(slogan reuni 1 _loading in my home_)
Sahabatku, aku benar benar merindukan kalian, cukup terlalu sering aku ucapkan, tapi yakinlah dan jangan tinggalkan....sebuah doa untuk kita semua,
“saling menjaga, saling mendoakan, dan saling memngingatkan, semoga Allah menjaga kapsul waktu dan semangat kita”

bromooooooooooooo

jika dia datang dan bertanya

Suatu hari di kala kita duduk di tepi pintu, dan memandang rumput dihalaman yang kini menghijau, suara lagumu...menimbulkan rasa tak nyaman...(sedikit mengenang lagu –kemesraan-)
Oke, waktu itu harinya dan tempatnya saya lupa, tapi masih terngiang dalam telinga banyak suara  dan banyak wajah untuk diceritakan. Suatu hari setelah rapat, ngrumpi ngrumpi ala remaja yang melo  dengan kisah semu yang belum diresmikan oleh negara. Kali ini membahas sebuah novel yang sedang tidak hangat untuk diperbincangkan tapi cukup nyaman untuk mengisi waktu luang jika lagi longgar dan pengen melonggarkan diri selain beribadah(tentunya dan seharusnya serta alangkah baiknya).
Bukunya (saya tak ingin promosi) jujur lupa judulnya(itulah saya, harap maklum, hafal cerita tapi judul dan pengarang kadang lupa).
Langsung aja ya, sudah terlalu banyak basa basi, intinya berawal dari prolog yang aku dengarkan dengan saksama (soalnya orangnya mirip banget sama temen smaku). “ada seorang malaikat turun dan bilang ke si tokoh bahwa sang malaikat yang kali itu serba tahu apapun, apapun, apapun!!!. Akan menjawab 5 pertanyaan yang Si tokoh ajukan, ingat apapun..ada jawabannya!!!.  dan kisah berlanjut...., tapi saya tidak terlalu ingin berlanjut”
Kira kira apa yang akan kalian tanyakan pada si malaikat jika ia datang pada kalian???
Itu juga pertanyaan yang saya ajukan kepada rombongan ngrumpi kami,
Jangan tanya si tokoh novel tanya apa ya, namanya juga novel di buat agak dramatisasilah...jadi tak perlu dipaparkan. Inilah jawban bberapa anggota ngrumpku?
A: tanya jawaban kuis besok aja...(dasar cowok logikanya jalan, nggak ada rasa ingin lebih dari sekedar kuis, realistis, tapi ayolah....)
B: apa ya....mungkin nggak sih(hadehhhh, amik tanya, butuh jawaban cantik)
C :...hihihi....(iya, senyumu selalu manis gadis bits yang manis...tapi ayo berusha)
D : ...kapan datang kematianku....( krik krik krik....pak us, berbicara...)
E  : hihihi....sama kaya yang di novel, tapi dia tanyanya langsung makna kematian bukan kapan tiba ajalku...(hadehhhhhh, nggak nyambung pada topik yang diajukan pak us)
...
...
...(ada beberapa jawabn, tapi tak terlalu ingat, takut salah komen)
Amik...: em...kalo aku bakalan tanya “siapa jodohku”.
All: hahahha....
Amik : beneran, jadi kan kita nggak usah bingung bingung mikirin kan, udah tahu siapa?
F : aduh...adek kecil....mikirmu kejauhan...
Amik : lhoh...kan bener, soalnya aku juga mau mikirin gituan....
B: hayo...masih kecil nggak boleh....
Amik...: okelah...tapi yang kedua apa ya?

*sebenarnya, hidup di perantauan seperti ini... sangat sulit, sulit bener menjaga kesetiaan, (bukan curhat, asli!!! Tapi curhatan temen yang patut dijadikan contoh tips2)
Ada tren yang bilang LDR, jarak jauh (kaya pesawat, kata adikku yang paling ganteng, pesawat jarak jauh itu pake baterai nuklir hohoho). Sehingga sebenarnya perlu baterei hati tenaga nuklir untuk menjaga kesetiaan di perantauan. Entahlah, aku selalu tak ingin membuat teori, hanya ingin menyimpulkan makna. Menurutku(hanya, menurut amik) namanya kesetiaan itu kembali pada pribadi masing masing, meski ada banyak faktor x yang mendukung kesetiaan, seperti faktor gen dominan maupun resesif dab hasil dari differensiasi lingkungan.
Tulisan ini tidak mebedakan gender, baik keduanya tidak akan terlepas dari goda dan uji megingat kita semua sesama manuia. Mampukah bertahan??? Jawabnya ada pada kemauan dan kemampuan kita bertahan pada sebuahn kita bertahan pada sebuah komitmen untuk setia pada hal yang akhirat, kekasih masa depan, dan kekasih yang Terkasih).
Cint kita pada si dia yang kini mendampingi kita, si dia yang kan mendampingi kita, si dia yang menanti kita di surga, cinta kita pada Dzat yang Maha Pecinta.
Bentengi hati yakinkan
1.      Bahwa yang ada dihadapan kita belum tentu lebih baik,
2.       Kita tidak sendiri dalam berjuang. Masih banyak di luar sana yang berjuang menjaga kesetiannya...terutama yang dia sahabat yakini....
Dua poin ini memilki cakupan makna yang luas, yang pertama; di sini mata kita benar benar dimanjakan oleh semua keelokan fisik yang allah ciptakan, tak sedikit mereka yang menarik pada gelombang pertama (lewat mata)berlanjut dengan ketertarikan pribadi, mereka para pemuda/pemudi yang memilki kepribadian luar biasa baiknya yang mungkin si jahat dalam hati kita bergejolak ----si dia kalah jauh---
(bisa mengartikan sendiri maksudku sahabat???)
Untuk poin kedua, merasa bahwa mereka bisa memanipulasi kesetiaan...merasa lebih bahagia lebih terkokohkan oleh lingkunga. Saran saya buang jauh jauh pikiran seperti itu.
Saya kembalikanpada pribadi masing masing, teguhkan niat, karena komitmen itulah raja hati kita. Musuh kita bukan sebanyak tugas yang menggebu tapi musuh kita adalah diri kita sendiri.
Jangan menangis gadis....
Dan jaga senyummu wahai pemuda, senyumlah untuk semua orang tapi hatimu jangan...

“mik, mik...kalo dirimu gimana???”
GUBRAKKKKKKK
“hihi, kalo aku mudah saja, aku akan terus semangat...semangat menjaga kesetiaan hati ini, hanya untuk dia yang kelak mendampingiku....berdoa saja, semoga Allah menuntun dari masing masing kami dalam keistiqomahan meniti jalan menuju shlaih hingga izin-Nya turun dan bertitah. Sebuah titah yang akan memberi makna indah kesetiaan yang hingga kini masih sanggup kujaga. Biar goda dan uji menjadi bumbu hati ini. tangis dalam doa itu yang utama...hihi^^”

Dan sebuah pentup sahabatku, para pendaki yang masih menjaga kesetiaan yang utuh. Berdoalah untuknya, untuk dia yang akan mendampingi kita.
“jika kita telah sempat bertemu. Tetapkanlah kami dalam jalan menuju ridha-Mu. Apabila belum sempat kita bertemu semoga Allah menuntun kita menuju pertemuan yang indah, di tempat waktu dan pribadi yang tepat”

Sahabat, tak ada alasan untuk menodai kesetiaan,karena itulah gambaran kesetiaan kita di hadapan cinta.
Untuk sahabat2ku yang mengisnpirasikan tulisan ini  :
Dilanitesa, aisnanda, sidratu, papi, neng ani, si cantik amina, fia, mami bola, anam, zuky, bli erwin, mbak firda, kak anik, ulpe, mia chilpo, midi,si manis bara, ka el, revy(dimanapun berada),sheldes.
Spesial untuk seorang imam bijak yang kunanti, dan jagoan kecil yang Allah izinkan kumilki, Daril...jadilah seorang pemuda yang tangguh, saat mbak am dan mbak aya besar dan telah berkeluarga nanti engkaulah pemuda yang tumbuh besar dengan tanggung jawab besar....ingatlah cinta kasih pake n bo o...mbak am sayang oek...., mbak aya luwih sayang oek...

(jika tulisan ini masih ada dan terbaca saat engkau besar nanti, ingatlah...)
 

pisang goreng, bebek, kopi,aneka olahan singkong...mmmmmm

Malam ini, tak tahu kenapa...pengen banget makan singkong rebus, keinget dua hari yang lalu, kerja kelompok di serambi mushola deket kos kosan bimbi, disuguhi singkong goreng. Dimulai dengan bahsan tidak penting tentang nama ilm iah hingga nama kedaerahan dari singkong. Enaknya kalo makan singkong ditemani kopi (tepat sekali selera mbah kakung amik, hihi...pernah dulu amik menemani beliau, amik diberi cerita banyak sekali ala zaman beliau, seru dah...paling seru waktu perjuangan sekolah yang berujung cinta, cie cie,,,,mbah kakung keren juga waktu jatuh cinta, )
Tapi selera mbah kakung dan kebanyakan umumnya tidak selalu amik anut, untuk masalah makan singkong amik lebih suka makan ditemani gula pasir....hihi...enaknya, tean teman satu perjuangan yang kerja kelompok di serambi mushola itu memang memilki selera yang unik unik, ada yang suka cemilan beras, suka makan kacang sama kulitnya(kaya peribahasa) dll.
sensasi rasa legit gula menggodaku untuk segera mengakhiri tugas yang baru setengah jalan kuselesaikan. Dalam hati mantap pergi keluar cari singkong goreng. Aku kenakan jaketku, mencari dompet dan muter muter cari kunci gerbang, “aduh dudul!!!!” Baru sadar kunci gerbangku dipinjam mbak ria karena kuncinya menyelinap karena tadi diajakin main petakumpet ma kunci tetangga. Dan kuperas otak...tuingtuing...idepun muncul, pinjem kunci si kia aja9tetangga kosku yang super banget...)
proses pinjam-meminjam ini baru pertama kalinyauntuk masalah kunci. Aku pergi keluar, eh di luar ada mbak ria mau masuk, jadilah kita berdua jalan jalan malam mengeloyor mencari makanan untuk bersantap kecil di malam hari, aku menemukan pedagang singkong, dan hati mbak ria tertambat pada si penjual martabak. Eh, ternyata ada pisang goreng juga di yang jual singkong, jadilah aku membeli keduanya. Berjalan pulang dengan perut terasa kenyang meski belum menyantapnya, mungkin aura pisang goreng membuatku se lebih periang dari biasanya, (dasar cewek, moodnya gampang banget berupah...maklum sklus hormonal....)
sampai di kos, aku ambil piring kecil kutuangi dengan gula pasir, tak lupa kukembalikan kunci gerbang si super, mau kutawari pisang atau singkong atau sebutlah keduanya, eh...dia lagi asik telfon...ya nggak enak aku...
aku masuk kamar, kunyalakan kipas dan mulai menyantap pisang goreng...
saat menikmatinya semua kenangn manisku bersama pisang goreng melintas, bagaimana waktu kecil aku merengek minta berkunjung ke rumah nenek yang di Kartasura hanya untuk menikmati pisang goreng buatan nenek, (pisang goreng buatan “mbah enjell” masih bertengger di peringkat 1 tahta hatiku), bapak yang selalu tersenyum menggodaku untuk semua makan berbau pisang, apalagi pisang goreng celetukan lucu untuk mengejekku di rumah yang menjadi juara 1 penghabis lahap pisang goreng tak pernah absen beliau lakukan...(kangen...) saking sayangnya beliau padaku, beliau menanamkan untukku berberapa jenis pisang yang menurut orang orang direkomendasikan enak untuk dimakan terutama dibuat pisng goreng, sehingga berbagai jenis pisang pernah amik makan dari pohon yang amik siram setiap harinya, bisa membayangkan betapa nikmatnya itu semua....(dulu terkadang aku mengeluh, ngapain setiap hari harus menyiram pohon pisang yang tempatnya tidak teratur, di sudut san di san di ditu dlll, padahal pohonnya masih kecil...tapi setelah berbuah, ingin rasanya aku menangis...haru...pohon yang dulu kecil saat ayah bawa ke rumah dalam fase bibit yang sebaian pemberian dari teman Bapak....hoho...kini...)
ozan bertanya, sukaan mana bebek apa pisang goreng???
Aku jawab: aku suka keduanya, sejak kecil dua hal itu sudah mewarnai hariku, dari mualai jepit rambut hingga sepatu motif dan coraknya pasti kuning bebek dan pisang. Dalam benakku bebek itu warnanya kuning, coklat itu kalo sudah dimasak. Sampai sekarang aku masih merasa ganjil kenapa bebek warnanya coklat.
Bebek, anak bebek yang kecil warnaya kuning, namanya dalam bahasa jawa meri, bapak menjuluki diriku meri waktu kecil, karena kesukaanku akan air, setiap jam pasti aku membasuh kaki dan tanganku dengan air, dan dimanapun aku melihat air, sejak kecil aku didik dengan jalnaku sendiri untuk belajar. Hingg aku bisa memaknai arti semua hal yang aku sukai, aku suka air...semuanya...hujan, danau, laut...semuanya yang memberi makna hidup,
Bebek dan pisang keduanya membentuk pribadiku yang sisi lain dimenegerti dan sisi lain tetutup oleh keperianganku.
Oya sahabat, ini pisang goreng pertama yang aku beli di surabaya, karena sebelumnya kalo tidak dikasih temen atau ibu kos, ya masak sendiri kalo mau makan pisang goreng. Besok agendaku mau masak bubur sumsum(yang manis itu....apapun kalo makanan paling enak ya yang manis) bwat mbak ria, lagi nggak enak badan dianya. Semoga besok sempat...amiin....
Pisang gorengnya enak...tekturnya lembut, manis karena digoreng dengan larutan gula, sehingga warnanya seperti agak gosong. Dan singkongnya gurih karena digoreng dengan balutan margarin....hihi, dua resep yang patut dicoba (wah, gayaku udah seperti ibu ibu kompleks pemerhati dunia dapur, tapi aku masih kalah dibanding cewek cewek BITS lainnya, meski kelihatan feminim, jago dalam banyak hal dan dilatih untuk tangguh< apalagi cowoknya....hadehhhhh, malu dah, kalo cewek nggak pernah belajar masak) Promosi aja, silakan cari si mbak penjaja gorengan di depan sakinah jalan arief rahman hakim< keputih, sukolilo, surabaya bagian timur>

NB: bagi teman teman yang mau mempromosikan tempat mangkal bebek n pisang goreng yang patut direkomendaikan silakan hubungi amik, atau orang orang terdekat amik.
Cepat sembuh untuk mbak ria, terimakasih riceboxnya, terimakasih motivasi pandangan kerjanya dan kia, kapan kapan curhat lagi ya, tak dengerin dah....bwat ozan...terimakasih udah nemenin hariku beberapa hari ini, kapan kapan amik traktir pisang goreng deh.