Oke, waktu itu harinya dan tempatnya saya lupa, tapi masih terngiang dalam telinga banyak suara dan banyak wajah untuk diceritakan. Suatu hari setelah rapat, ngrumpi ngrumpi ala remaja yang melo dengan kisah semu yang belum diresmikan oleh negara. Kali ini membahas sebuah novel yang sedang tidak hangat untuk diperbincangkan tapi cukup nyaman untuk mengisi waktu luang jika lagi longgar dan pengen melonggarkan diri selain beribadah(tentunya dan seharusnya serta alangkah baiknya).
Bukunya (saya tak ingin promosi) jujur lupa judulnya(itulah saya, harap maklum, hafal cerita tapi judul dan pengarang kadang lupa).
Langsung aja ya, sudah terlalu banyak basa basi, intinya berawal dari prolog yang aku dengarkan dengan saksama (soalnya orangnya mirip banget sama temen smaku). “ada seorang malaikat turun dan bilang ke si tokoh bahwa sang malaikat yang kali itu serba tahu apapun, apapun, apapun!!!. Akan menjawab 5 pertanyaan yang Si tokoh ajukan, ingat apapun..ada jawabannya!!!. dan kisah berlanjut...., tapi saya tidak terlalu ingin berlanjut”
Kira kira apa yang akan kalian tanyakan pada si malaikat jika ia datang pada kalian???
Itu juga pertanyaan yang saya ajukan kepada rombongan ngrumpi kami,
Jangan tanya si tokoh novel tanya apa ya, namanya juga novel di buat agak dramatisasilah...jadi tak perlu dipaparkan. Inilah jawban bberapa anggota ngrumpku?
A: tanya jawaban kuis besok aja...(dasar cowok logikanya jalan, nggak ada rasa ingin lebih dari sekedar kuis, realistis, tapi ayolah....)
B: apa ya....mungkin nggak sih(hadehhhh, amik tanya, butuh jawaban cantik)
C :...hihihi....(iya, senyumu selalu manis gadis bits yang manis...tapi ayo berusha)
D : ...kapan datang kematianku....( krik krik krik....pak us, berbicara...)
E : hihihi....sama kaya yang di novel, tapi dia tanyanya langsung makna kematian bukan kapan tiba ajalku...(hadehhhhhh, nggak nyambung pada topik yang diajukan pak us)
...
...
...(ada beberapa jawabn, tapi tak terlalu ingat, takut salah komen)
Amik...: em...kalo aku bakalan tanya “siapa jodohku”.
All: hahahha....
Amik : beneran, jadi kan kita nggak usah bingung bingung mikirin kan, udah tahu siapa?
F : aduh...adek kecil....mikirmu kejauhan...
Amik : lhoh...kan bener, soalnya aku juga mau mikirin gituan....
B: hayo...masih kecil nggak boleh....
Amik...: okelah...tapi yang kedua apa ya?
*sebenarnya, hidup di perantauan seperti ini... sangat sulit, sulit bener menjaga kesetiaan, (bukan curhat, asli!!! Tapi curhatan temen yang patut dijadikan contoh tips2)
Ada tren yang bilang LDR, jarak jauh (kaya pesawat, kata adikku yang paling ganteng, pesawat jarak jauh itu pake baterai nuklir hohoho). Sehingga sebenarnya perlu baterei hati tenaga nuklir untuk menjaga kesetiaan di perantauan. Entahlah, aku selalu tak ingin membuat teori, hanya ingin menyimpulkan makna. Menurutku(hanya, menurut amik) namanya kesetiaan itu kembali pada pribadi masing masing, meski ada banyak faktor x yang mendukung kesetiaan, seperti faktor gen dominan maupun resesif dab hasil dari differensiasi lingkungan.
Tulisan ini tidak mebedakan gender, baik keduanya tidak akan terlepas dari goda dan uji megingat kita semua sesama manuia. Mampukah bertahan??? Jawabnya ada pada kemauan dan kemampuan kita bertahan pada sebuahn kita bertahan pada sebuah komitmen untuk setia pada hal yang akhirat, kekasih masa depan, dan kekasih yang Terkasih).
Cint kita pada si dia yang kini mendampingi kita, si dia yang kan mendampingi kita, si dia yang menanti kita di surga, cinta kita pada Dzat yang Maha Pecinta.
Bentengi hati yakinkan
1. Bahwa yang ada dihadapan kita belum tentu lebih baik,
2. Kita tidak sendiri dalam berjuang. Masih banyak di luar sana yang berjuang menjaga kesetiannya...terutama yang dia sahabat yakini....
Dua poin ini memilki cakupan makna yang luas, yang pertama; di sini mata kita benar benar dimanjakan oleh semua keelokan fisik yang allah ciptakan, tak sedikit mereka yang menarik pada gelombang pertama (lewat mata)berlanjut dengan ketertarikan pribadi, mereka para pemuda/pemudi yang memilki kepribadian luar biasa baiknya yang mungkin si jahat dalam hati kita bergejolak ----si dia kalah jauh---
(bisa mengartikan sendiri maksudku sahabat???)
Untuk poin kedua, merasa bahwa mereka bisa memanipulasi kesetiaan...merasa lebih bahagia lebih terkokohkan oleh lingkunga. Saran saya buang jauh jauh pikiran seperti itu.
Saya kembalikanpada pribadi masing masing, teguhkan niat, karena komitmen itulah raja hati kita. Musuh kita bukan sebanyak tugas yang menggebu tapi musuh kita adalah diri kita sendiri.
Jangan menangis gadis....
Dan jaga senyummu wahai pemuda, senyumlah untuk semua orang tapi hatimu jangan...
“mik, mik...kalo dirimu gimana???”
GUBRAKKKKKKK
“hihi, kalo aku mudah saja, aku akan terus semangat...semangat menjaga kesetiaan hati ini, hanya untuk dia yang kelak mendampingiku....berdoa saja, semoga Allah menuntun dari masing masing kami dalam keistiqomahan meniti jalan menuju shlaih hingga izin-Nya turun dan bertitah. Sebuah titah yang akan memberi makna indah kesetiaan yang hingga kini masih sanggup kujaga. Biar goda dan uji menjadi bumbu hati ini. tangis dalam doa itu yang utama...hihi^^”
Dan sebuah pentup sahabatku, para pendaki yang masih menjaga kesetiaan yang utuh. Berdoalah untuknya, untuk dia yang akan mendampingi kita.
“jika kita telah sempat bertemu. Tetapkanlah kami dalam jalan menuju ridha-Mu. Apabila belum sempat kita bertemu semoga Allah menuntun kita menuju pertemuan yang indah, di tempat waktu dan pribadi yang tepat”
Sahabat, tak ada alasan untuk menodai kesetiaan,karena itulah gambaran kesetiaan kita di hadapan cinta.
Untuk sahabat2ku yang mengisnpirasikan tulisan ini :
Dilanitesa, aisnanda, sidratu, papi, neng ani, si cantik amina, fia, mami bola, anam, zuky, bli erwin, mbak firda, kak anik, ulpe, mia chilpo, midi,si manis bara, ka el, revy(dimanapun berada),sheldes.
Spesial untuk seorang imam bijak yang kunanti, dan jagoan kecil yang Allah izinkan kumilki, Daril...jadilah seorang pemuda yang tangguh, saat mbak am dan mbak aya besar dan telah berkeluarga nanti engkaulah pemuda yang tumbuh besar dengan tanggung jawab besar....ingatlah cinta kasih pake n bo o...mbak am sayang oek...., mbak aya luwih sayang oek...
(jika tulisan ini masih ada dan terbaca saat engkau besar nanti, ingatlah...)
0 komentar:
Posting Komentar
terimakasih telah berkunjung, maaf belum bisa menulis dengan baik.. jazakillah :)