Pages

Selasa, 19 Oktober 2010

pisang goreng, bebek, kopi,aneka olahan singkong...mmmmmm

Malam ini, tak tahu kenapa...pengen banget makan singkong rebus, keinget dua hari yang lalu, kerja kelompok di serambi mushola deket kos kosan bimbi, disuguhi singkong goreng. Dimulai dengan bahsan tidak penting tentang nama ilm iah hingga nama kedaerahan dari singkong. Enaknya kalo makan singkong ditemani kopi (tepat sekali selera mbah kakung amik, hihi...pernah dulu amik menemani beliau, amik diberi cerita banyak sekali ala zaman beliau, seru dah...paling seru waktu perjuangan sekolah yang berujung cinta, cie cie,,,,mbah kakung keren juga waktu jatuh cinta, )
Tapi selera mbah kakung dan kebanyakan umumnya tidak selalu amik anut, untuk masalah makan singkong amik lebih suka makan ditemani gula pasir....hihi...enaknya, tean teman satu perjuangan yang kerja kelompok di serambi mushola itu memang memilki selera yang unik unik, ada yang suka cemilan beras, suka makan kacang sama kulitnya(kaya peribahasa) dll.
sensasi rasa legit gula menggodaku untuk segera mengakhiri tugas yang baru setengah jalan kuselesaikan. Dalam hati mantap pergi keluar cari singkong goreng. Aku kenakan jaketku, mencari dompet dan muter muter cari kunci gerbang, “aduh dudul!!!!” Baru sadar kunci gerbangku dipinjam mbak ria karena kuncinya menyelinap karena tadi diajakin main petakumpet ma kunci tetangga. Dan kuperas otak...tuingtuing...idepun muncul, pinjem kunci si kia aja9tetangga kosku yang super banget...)
proses pinjam-meminjam ini baru pertama kalinyauntuk masalah kunci. Aku pergi keluar, eh di luar ada mbak ria mau masuk, jadilah kita berdua jalan jalan malam mengeloyor mencari makanan untuk bersantap kecil di malam hari, aku menemukan pedagang singkong, dan hati mbak ria tertambat pada si penjual martabak. Eh, ternyata ada pisang goreng juga di yang jual singkong, jadilah aku membeli keduanya. Berjalan pulang dengan perut terasa kenyang meski belum menyantapnya, mungkin aura pisang goreng membuatku se lebih periang dari biasanya, (dasar cewek, moodnya gampang banget berupah...maklum sklus hormonal....)
sampai di kos, aku ambil piring kecil kutuangi dengan gula pasir, tak lupa kukembalikan kunci gerbang si super, mau kutawari pisang atau singkong atau sebutlah keduanya, eh...dia lagi asik telfon...ya nggak enak aku...
aku masuk kamar, kunyalakan kipas dan mulai menyantap pisang goreng...
saat menikmatinya semua kenangn manisku bersama pisang goreng melintas, bagaimana waktu kecil aku merengek minta berkunjung ke rumah nenek yang di Kartasura hanya untuk menikmati pisang goreng buatan nenek, (pisang goreng buatan “mbah enjell” masih bertengger di peringkat 1 tahta hatiku), bapak yang selalu tersenyum menggodaku untuk semua makan berbau pisang, apalagi pisang goreng celetukan lucu untuk mengejekku di rumah yang menjadi juara 1 penghabis lahap pisang goreng tak pernah absen beliau lakukan...(kangen...) saking sayangnya beliau padaku, beliau menanamkan untukku berberapa jenis pisang yang menurut orang orang direkomendasikan enak untuk dimakan terutama dibuat pisng goreng, sehingga berbagai jenis pisang pernah amik makan dari pohon yang amik siram setiap harinya, bisa membayangkan betapa nikmatnya itu semua....(dulu terkadang aku mengeluh, ngapain setiap hari harus menyiram pohon pisang yang tempatnya tidak teratur, di sudut san di san di ditu dlll, padahal pohonnya masih kecil...tapi setelah berbuah, ingin rasanya aku menangis...haru...pohon yang dulu kecil saat ayah bawa ke rumah dalam fase bibit yang sebaian pemberian dari teman Bapak....hoho...kini...)
ozan bertanya, sukaan mana bebek apa pisang goreng???
Aku jawab: aku suka keduanya, sejak kecil dua hal itu sudah mewarnai hariku, dari mualai jepit rambut hingga sepatu motif dan coraknya pasti kuning bebek dan pisang. Dalam benakku bebek itu warnanya kuning, coklat itu kalo sudah dimasak. Sampai sekarang aku masih merasa ganjil kenapa bebek warnanya coklat.
Bebek, anak bebek yang kecil warnaya kuning, namanya dalam bahasa jawa meri, bapak menjuluki diriku meri waktu kecil, karena kesukaanku akan air, setiap jam pasti aku membasuh kaki dan tanganku dengan air, dan dimanapun aku melihat air, sejak kecil aku didik dengan jalnaku sendiri untuk belajar. Hingg aku bisa memaknai arti semua hal yang aku sukai, aku suka air...semuanya...hujan, danau, laut...semuanya yang memberi makna hidup,
Bebek dan pisang keduanya membentuk pribadiku yang sisi lain dimenegerti dan sisi lain tetutup oleh keperianganku.
Oya sahabat, ini pisang goreng pertama yang aku beli di surabaya, karena sebelumnya kalo tidak dikasih temen atau ibu kos, ya masak sendiri kalo mau makan pisang goreng. Besok agendaku mau masak bubur sumsum(yang manis itu....apapun kalo makanan paling enak ya yang manis) bwat mbak ria, lagi nggak enak badan dianya. Semoga besok sempat...amiin....
Pisang gorengnya enak...tekturnya lembut, manis karena digoreng dengan larutan gula, sehingga warnanya seperti agak gosong. Dan singkongnya gurih karena digoreng dengan balutan margarin....hihi, dua resep yang patut dicoba (wah, gayaku udah seperti ibu ibu kompleks pemerhati dunia dapur, tapi aku masih kalah dibanding cewek cewek BITS lainnya, meski kelihatan feminim, jago dalam banyak hal dan dilatih untuk tangguh< apalagi cowoknya....hadehhhhh, malu dah, kalo cewek nggak pernah belajar masak) Promosi aja, silakan cari si mbak penjaja gorengan di depan sakinah jalan arief rahman hakim< keputih, sukolilo, surabaya bagian timur>

NB: bagi teman teman yang mau mempromosikan tempat mangkal bebek n pisang goreng yang patut direkomendaikan silakan hubungi amik, atau orang orang terdekat amik.
Cepat sembuh untuk mbak ria, terimakasih riceboxnya, terimakasih motivasi pandangan kerjanya dan kia, kapan kapan curhat lagi ya, tak dengerin dah....bwat ozan...terimakasih udah nemenin hariku beberapa hari ini, kapan kapan amik traktir pisang goreng deh.


0 komentar:

Posting Komentar

terimakasih telah berkunjung, maaf belum bisa menulis dengan baik.. jazakillah :)