hoho, aku teringat sebuah kisah perjalanan unik yang aku tuan lewat sebuah tugas bahasa jawa dari bapak guru yang termata sangat saya sayangi, Bapak Agus Widodo yang tak hentinya mengajarkan “uwong iku kudu biso nguwongke uwong, di atur tata laku lan tutur” ( aja lali penerno unggah ungguh basamu). tidak nyambung dengan judul??? Nyambung kok... karena dulu judul dari tugasku dulu ********(maaf sensor) ninggal janji, mirip kan?, jadi nyambung aja.
Yang ingin aku tulis di postingan kali ini adalah sebuah rasa ingin dan ingin mengulang kebersamaan kehangatan keceriaan dan kekonyolan bersama orang orang tercinta( akselku, sahabatku, keluargaku, dan kekasih seperjuanganku) di sebuah tempat yang nyaman ( bagi yang ingin bernyaman nyaman), dingin (yang biasanya tinggal di bumi perpanasan), dan mengagumkan (so sweet di ufuk barat dan timur). Satu nilai lagi, ketangguhan....kecermatan dan ketidakpentingan, (why???)
1. Siapa yang berani tanpa mengeluh jalan dari tempat (tomum—toilet umum-), atau deketnya tempat upacara adat deh, sampai ke kawahnya??? Tak kasih hadiah asal tidak mengeluh (oh panas, oh capek, oh tidak, oh lala dan lilili)
2. Siapa mau ngitung ada berapa anak tangga menuju kawahnya, dan atau banyaknya genteng yang menaungi tempat upacara adat? ( pasti banyak, aku saja yang dari awal berniat dalam hati, akhirnya menyerah karena lupa)
3. Sebenarnya poin dua ikut menyumbangkan ketidakpentingan untuk poin 3, selain itu bagi sahabat yang ingin mengaplikasikan teori teori fisika khusunya gaya gesek sangat beruntung, sebab ketika sahabat berjalan turun gaya gesek sangat membantu sahabat a tidak tergelincir (silakan mencoba), atau yang mau meningkatkan nilai toefl bisa belajar berbincang bincang dengan aneka turis yang ada. Satu lagi, bunga edelwise(kalo nggak salah tulis) membuatku kaget, karena beda banget sama yang ada dalam pengetahuanku selama ini, (hihi maklum bunga yang pernah kulihat warnanya putih pucat sepucat pucatnya, dan bentuknya mirip brokoli, ini menandakan saya memang pantas dimasukan ke biologi)
Ada bebrapa foto yang berhasil terselamatkan dari guncangan virus yang menyebalkan,(astaghfirullah...semoga Allah mengampuni dosaku dosamu dan dosa virus)
(ufuknya cantik...sebuah semangat yang akan slalu kukenang, karena sebuah cerita kenangan yang terbingkai dalam benakku berasal darinya)
(sebuah panji bumi, mengingatkanku akan seorang ikhwan di seberang yang mengajarkan hidup perlu ketangguhan ketangguhan seorang pendaki panji panji dakwah)
(tempat pemujaan, andai jiwa keluku bisa mengkoarkan kias, -kenapa bukan masjid ya- Dia, Allah....tempat bersimpuh dalam sebuah makna penciptaan keindahan ini)
(maaf ya dek bagus, fotomu terpampang, dan sosok tangguh penjaja bunga yang membuatku kaget
Tangganya indah, jadi terbayang berapa kali harus bilang, berhenti dulu yuk, ayo semangat, wah...tunggu)
(kalianlah...sahabatku, yang membuatku merasa beruntung bisa menginjakkan kaki di sana, terimakasihku tak cukup...semoga Allah memberiku kesempatan untuk tak hanya bersua tapi juga bertuturkan laku sedikit membalas keagungan kasih yang kalian beri)
Nah....di akhir postingan ini, aku ucapkan selamat berjuang para pendaki....kita mendaki sekarang bukan hanya sekedar mengejar matahari....sampai jumpa di puncak dan saling manjabat dan berkata
“satu surya satu tahta”(slogan reuni 1 _loading in my home_)
Sahabatku, aku benar benar merindukan kalian, cukup terlalu sering aku ucapkan, tapi yakinlah dan jangan tinggalkan....sebuah doa untuk kita semua,
“saling menjaga, saling mendoakan, dan saling memngingatkan, semoga Allah menjaga kapsul waktu dan semangat kita”
bromooooooooooooo
0 komentar:
Posting Komentar
terimakasih telah berkunjung, maaf belum bisa menulis dengan baik.. jazakillah :)