CONTROL PRICE OF DAYLI NEEDS dan DECLINE IMPORTING GROCERIES
Begitulah beberapa tulisan yang ada pada karton yang ada di sebuah artikel di Teraspos.com. Karton karton bertuliskan kalimat kalimat yang merupakan aspirasi dari perempuan yang berasal dari Komite Aksi Perempuan. Mereka menggelar unjuk rasa di depan Istana Negara. Sebenarnya apa suara ingin hati yang mereka surakan. Di hari kesebelas bulan ramadhan para perempuan ini rela berpanas panasan dibawah teriknya ibukota untuk menyampaikan keinginan yang mungkin juga menjadi keinginan perempuan lain di seluruh pelosok negeri ini. Ya… saya dan mungkin anda yang membaca tulisan saya ataupun mengikuti berita yang berkembang mewarnai seluruh media di negeri ini. Kenaikan harga bahan pangan.
Kenaikan harga bahan pangan, wajar kan? Dimata para penggelutut dunia bisnis, beralaskan minimnya pasokan, permintaan yang begitu tinggi, kenaikan biaya transporatasi (walau BBM hanya naik kurang dari 50%). Alasan alasan tadi diperkuat oleh para budayawan, yang menilik bagaimna kultur di Indonesia.
Budaya yang berkembang di Indonesia terkait dengan ramadhan, memang tergolong unik. Ramadhan memang bulan penuh berkah dan selayaknya dirayakan dengan penuh suka cita. Di kampung halaman saya, di Solo, ramadhan menjadi serangkaian bulan denga banyak runtutan tradisi yang kental dengan nilai nilai budaya leluhur. Seminggu sebelum ramadhan, masyrakatyang menyiapkan nasi berkat dan melaksanakan padusan (mandi di sendhang). Dan menjelang hari raya masyarakat mulai ramai menyiapkan berbagai cemilan yang manis dan legit untuk dinikmati di hari raya. Selanjutnya seminggu setelah lebaran akan ada perayaan yang disebut dengan bakdo kupat atau lebaran ketupat. Merupakan sebuah hari dimana seluruh rumah akan mengolah aneka olahn pendamping untuk dinikamti bersama ketupa, yup yummyyyy. Melihat aneka daging bergelimpangan di nampan nampang besar dengan aneka bumbu dan aroma menjadi ciri khas di hari itu.
Sehingga dari sisi ekonomi kenaikan harga sembako selama bulan ramadhan sudah menjadi warna yang akan selalu ada. Dikutip dari artikel yang ada di terapos.com lainya menunjukan sebuah penuturan dari salah seorang pedagang ayam, di Pasar Talang Banjar Kota Jambi, menguatkan bahwa kenaikan harga ayam potong tersebut yang disebabkan minimnya pasokan sembako, dan naiknya harga BBM ditambah dengan permintaa masyarakat menjelang ramadhan. Kenaikan BBM cenderung membuat pasokan sembako berkurang bukan bertambah.
Di sisi lain para kaum hawa yang umumnya terjun langsung perihal sembako sebenarnya melakukan antisipasi terhadap kenaikan harga sembako selama bulan ramadhan. Kenaikan harga yang sudah menjadi budaya. Dan warna budaya kenaikan harga ini akan terus merangkak naik hingga lebaran tiba. Saya pribadi mengerti dengan antisipasi yang dilakukan oleh masyarkat terkait kenaikan harga sembako ini. Ibarat sedia payung sebelum hujan, kenaikan harga di bulan ramadhan ini sebenarnya menjadi tantangan di tiap tahunya bagi masyarakat Indonesia. Saya cukup bisa memahami ketika Ibu saya selalu menyuruh berhemat mendekati bulan ramadhan, menyisihkan uang dari slot dana dari pembiayaan yang lain. “woman be best for it”.
Tapi apa yang terjadi pada ibu ibu rumah tangga sekarang ini, mereka mengeluhkan kenaikan harga sembako yang dirasa sangat tidak wajar. Harga yang naik sangat tidak normal dan menjadi sulit dijangkau. Salah satu pedagang kebutuhan harian di warung kecil yang terletak di Cilegon menerangkang bagaimana kenaikan harga ini menjadi sebuah keluhan yang tidak wajar menurut masyarakat menengah ke bawah. Penuturan yang beliau paparkan hampir sama dengan bberapa pendapat masyrakat yang berhasil dikutip dalam artikel TeraPos.com pada tanggal 21 Juli 2013.
“Hendaknya kenaikan harga ini tidak terlalu membuat tercekiknya masyarakat menengah kebawah. Dapat membeli beras saja sudah merupkan keberkahan yang luar biasa bagi mereka. Sedangkan sekarang ini, ingin membeli cabai saja mereka tidak mampu.”
Masih untung harga harga garam beryodium tidak tidak mengalami kenaikan. Minimal meski kekurangan gizi, insya Allah terbebas dari penyakit defisiensi yodium yang sempat terjadi di Indonesia berpuluh tahun yang lalu. Tentu dengan kemajuan IPTEK hal ini tidak akan dibiarkan terulang lagi.
kenaikan harga sembako menjadi topik pembicaraan yang selalu update bagi masyarakat, khususnya ibu rumah tangga. Dari segi psikologis ibu rumah tangga ingin memberikan pemenuhan gizi melalui makanan yang sehat bagi keluarganya. Karena kesehatan keluarga menjadi sebuah harga mati. Kenaikan harga sembako bagai jerat yang menjerat para ibu rumah tangga. Mereka menjadi kurang leluasa dalam berbelanja. Di sana sini harga melangit.
Kini semboyan 4 sehat 5 sempurna bukanlah hal yang mudah untuk tetap diterapkan sebagai menu seimbang dalam keluarga. Masyrakat semakin tercekik dengan harga bahan makanan yang melambung dan kian tak terjangkau oleh rakyat kecil khusunya. Para ibu rumah tangga harus berpikir dua kali lipat lebih keras dalam memutar otaknya sehingga dihasilkan sebuah menu yang pas bagi keluarnya. Pas disini belum tentu bergizi, asal asap dapur mengepul dan perut diganjal entah dengan apapun yang penting besok masih bisa berusaha untuk mendapatkan uang. Hal ini menjadi cukup bagi mereka yang ekonominya kecil.
Kenaikan sembako ini terjadi di seluruh segmen dari pasar ekonomi, mulai dari supermarket hingga ke warung warung kecil. Menjerat dan dirasakan oleh seluruh pangsa konsumen di pasar baik makro maupun mikro. Meski tentu dampaknya menjadi sangat berat bagi masyarakat ekonomi kecil.
gambar
Gambar
Di warung warung kecil seperti inilah salah satu transaksi jula beli berlangsung di masyrakat. Warung kecil yang berlokasi di perumahan Gedong Cilegon Damai, Kecamatan Cibeber Cilegon ini pun tak lepas dari jerat kenaikan harga sembako. Ibu ibu rumah tangga berdatangan untuk melaksanakan transaksi jual beli, sekaligus bercerita menu apakah yang akan dimasak mereka hari ini. Selain itu mereka berbagi keluh kesahnya serta mengupadate informasi bahan makan apa saja yang mengalami kenaikan harga. Informasi kenaikan harga ini akan terus diupdate karena terus merangkak naik selama bulan ramadhan.
Ramadhan memang bulan yang penuh berkah, berkah bagi para oknum yang sengaja melakukan penimbunan dan memanfaatkan momen kenaikan BBM untuk menjadikan kenaikan harga yang diatas normal menjadi hal yang normal dan wajar hingga harus ditelan oleh rakyat.
Ramadhan bulan yang penuh berkah, dengan tidak menjadikan keterbatasan menjadi penghalang dari niat berbagi. Disanalah letak bekah, memberi dan diberi. Muzakki dan mustahiqnya.
Ramdahan bulan yang pernuh berkah, semoga pemerintah di atas sana dapat memilih solusi yang paling bijak bagi kesejahteraan seluruh elemen. Mungkin mengimpor bukanlah menjadi solusi yang terbaik. Tapi dari sana kita dapat belajar perekonomian negeri juga bersandar di sektor agraria. Mari sama sama berdoa dan berusaha melakukan kebaikan agar jerat yang melilit masyarakat ini menjadi sebuah jerat yang berujung pada berkah ramdhan yang sesungguhnya.
Tulisan ini hanya sebagian kecil dari paparan keluh yang ada di masyarakat, yang dirangkum menjadi sebuah kalimat. Dan mungkin hal serupa merupakan aspirasi yang ingin didengarkan oleh para demosntran yang menuntut kenaikan harga sembako yang begitu tinggi.
-Senin 22 Juli 2013
Lab. Lingkungan
Pukul 10.20 WIB-
0 komentar:
Posting Komentar
terimakasih telah berkunjung, maaf belum bisa menulis dengan baik.. jazakillah :)